Riwayat Hidup Lengkap Riwayat Hidup Abdullah Bin Abbas (Ibnu Abbas) - Sobat Dan Saudara Sepupu Rasullulullah
Abdullah bin Abbas (عبد الله بن عباس, kr. 619 - Thaif, kr. 687 (78 H)) yaitu seorang teman Nabi Muhammad SAW sekaligus saudara sepupunya. Nama Ibnu Abbas (ابن عباس) juga dipakai untuknya untuk membedakannya dari Abdullah yang lain.
Ibnu Abbas merupakan salah satu teman yang berpengetahuan luas, dan banyak hadis sahih yang diriwayatkan melalui Ibnu Abbas, serta dia juga menurunkan seluruh Khalifah dari Bani Abbasiyah.
Beliau merupakan anak dari keluarga yang kaya dari perdagangan berjulukan Abbas bin Abdul-Muththalib, maka dari itu dia dipanggil Ibnu Abbas, anak dari Abbas. Ibu dari Ibnu Abbas yaitu Ummu al-Fadl Lubaba, yang merupakan perempuan kedua yang masuk Islam, melaksanakan hal yang sama dengan teman dekatnya Khadijah binti Khuwailid, istri Nabi Muhammad SAW.
Ayah dari Ibnu Abbas dan ayah dari Nabi Muhammad SAW merupakan anak dari orang yang sama, Syaibah bin Hâsyim, lebih dikenal dengan nama Abdul-Muththalib. Ayah orang itu yaitu Hasyim bin Abdulmanaf, penerus dari Bani Hasyim klan dari Quraisy yang populer di Mekkah. Ibnu Abbas juga mempunyai seorang saudara berjulukan Fadl bin Abbas
Ibnu Abbas yaitu salah satu diantara sahabat-sahabat Rasulullah SAW, yang saat melafadzkan syahadat mereka berusia sangat muda, atau saat mereka dilahirkan, ayah bunda mereka telah muslim. Perhatian Rasulullah SAW kepada para teman cilik ini, tidak berbeda dengan sahabat-sahabat yang lainnya. Bahkan dia sangat memperhatikan mereka dan meluangkan waktu untuk bermain, bicara dan menasehati mereka.
Sahabat yang dilahirkan tiga tahun sebelum hijrah ini, sejak kecilnya sudah memperlihatkan kecerdasan dan kesungguhannya terhadap suatu masalah. Rasulullah SAW sering terlihat berdua bersama si kecil Abdullah bin Abbas. Suatu ketika, misalnya, RasuluLlah SAW mengajak Ibnu Abbas RA berjalan-jalan seraya memberikan tarbiyahnya kepada cowok cilik ini:
"Ya Ghulam, maukah kau mendengar beberapa kalimat yang sangat berguna?" tanya Rasulullah suatu saat pada seorang cowok kecil. "Jagalah (ajaran-ajaran) Allah, pasti kau akan mendapatkan-Nya selalu menjagamu. Jagalah (larangan-larangan) Allah, maka kau akan mendapati-Nya selalu bersahabat di hadapanmu."
"Kenalilah Allah dalam sukamu, maka Allah akan mengenalimu dalam duka. Bila kau meminta, mintalah kepada-Nya. Jika kau butuh pertolongan, memohonlah kepada-Nya. Semua hal telah selesai ditulis." [Hadist Riwayat Ahmad, Hakim, Tirmidzi]
Abdullah bin Abbas tumbuh menjadi seorang muslim yang penuh inisiatif, haus ilmu, bersahabat dengan ALlah dan Rasul-Nya.
Suatu ketika, Ibnu Abbas ingin mengetahui secara pribadi bagaimana cara Rasulullah shalat. Untuk itu, ia sengaja menginap di rumah bibinya: ummahatul mu'minin, Maimunah bint al-Harist. Ketika itu ia melihat Rasulullah berdiri tengah malam dan pergi berwudhu. Dengan sigap Ibnu Abbas membawakan air untuk berwudhu, dengan demikian ia sanggup melihat sendiri bagaimana Rasulullah berwudhu. Rasulullah - sang murobbi agung itu - tidak menyepele kan hal ini, dia mengelus dengan lembut kepala Ibnu Abbas, seraya mendo'akan: "Ya ALlah, faqih-kanlah ia dalam masalah agama-Mu, dan ajarilah ia tafsir Kitab-Mu."
Kemudian Rasulullah berdiri untuk sholat lail yang dimakmumi oleh isteri beliau, Maimunah. Ibnu Abbas tak tinggal diam, dia segera berdiri di belakang Rasulullah SAW; tetapi Rasulullah kemudian menariknya biar ia berdiri sedikit berjajar dengannya. Ibnu Abbas berdiri sejajar dengan Rasulullah, tetapi kemudian ia mundur lagi ke shaf belakang. Seusai sholat, Rasulullah mempertanyakan perilaku Ibnu Abbas ini, dan dijawab oleh Ibnu Abbas bahwa rasanya tak pantas dirinya berdiri sejajar dengan seorang Utusan Allah SWT. Rasulullah ternyata tidak memarahinya, bahkan dia mengulangi do'anya saat berwudhu tadi.
Ketika Ibnu Abbas berusia 13 tahun, Rasulullah wafat. Demi untuk mendapat ilmu, Ibnu Abbas tak patah arang. Beliau sendiri mendatangi para teman yang diperkirakan mengetahui apa saja yang ingin ia tanyakan. Dengan sabar, dia menunggu para teman pulang dari kerja keseharian atau da'wahnya.
Menginjak usia dewasa, dia menjadi seorang cowok yang berwawasan dewasa, yang lisannya selalu bertanya dan qalbunya selalu mencerna. Umar bin Khattab selalu mengundang Ibnu Abbas dalam majelis syuro'nya dengan beberapa teman senior, dan dia selalu berkata kepada Ibnu Abbas biar ia tidak perlu sungkan memberikan pendapat. Inilah bentuk tarbiyah lain yang diperoleh oleh Ibnu Abbas, dengan selalu berada dalam kalangan teman senior.
Dalam masa kekhalifahan Utsman bin Affan RA, dia bergabung dengan pasukan muslimin yang berekspedisi ke Afrika Utara, di bawah pimpinan Abdullah bin Abi-Sarh. Beliau terlibat dalam pertempuran dan juga dalam da'wah di sana. Di masa pemerintahan Ali bin Abi Thalib RA, Ibnu Abbas mengajukan permohonan untuk menemui dan berda'wah kepada kaum Khawarij. Melalui obrolan dan diskusinya yang intens, sekitar 12.000 dari 16.000 khawarij bertaubat dan kembali kepada aliran Islam yang benar.
Abdullah bin Abbas, wafat dalam usia 71 tahun pada tahun 68 H. Sahabat Abu Hurairah RA, berkata "Hari ini telah wafat Ulama Ummat. Semoga ALlah SWT berkenan memperlihatkan pengganti AbduLlah bin Abbas." Dari Ibnu Jubair menceritakan, bahwa Ibnu Abbas wafat di Thaif.
incoming search: guru abdullah bin abbas, abdullah bin abbas shameela bint abi hena a, hadis riwayat abdullah bin abbas, karya abdullah bin abbas, doa rasulullah kepada abdullah bin abbas, hadits abdullah bin abbas, abdullah bin mas'ud, abdullah bin umar
Ibnu Abbas merupakan salah satu teman yang berpengetahuan luas, dan banyak hadis sahih yang diriwayatkan melalui Ibnu Abbas, serta dia juga menurunkan seluruh Khalifah dari Bani Abbasiyah.
Beliau merupakan anak dari keluarga yang kaya dari perdagangan berjulukan Abbas bin Abdul-Muththalib, maka dari itu dia dipanggil Ibnu Abbas, anak dari Abbas. Ibu dari Ibnu Abbas yaitu Ummu al-Fadl Lubaba, yang merupakan perempuan kedua yang masuk Islam, melaksanakan hal yang sama dengan teman dekatnya Khadijah binti Khuwailid, istri Nabi Muhammad SAW.
Ayah dari Ibnu Abbas dan ayah dari Nabi Muhammad SAW merupakan anak dari orang yang sama, Syaibah bin Hâsyim, lebih dikenal dengan nama Abdul-Muththalib. Ayah orang itu yaitu Hasyim bin Abdulmanaf, penerus dari Bani Hasyim klan dari Quraisy yang populer di Mekkah. Ibnu Abbas juga mempunyai seorang saudara berjulukan Fadl bin Abbas
Ibnu Abbas yaitu salah satu diantara sahabat-sahabat Rasulullah SAW, yang saat melafadzkan syahadat mereka berusia sangat muda, atau saat mereka dilahirkan, ayah bunda mereka telah muslim. Perhatian Rasulullah SAW kepada para teman cilik ini, tidak berbeda dengan sahabat-sahabat yang lainnya. Bahkan dia sangat memperhatikan mereka dan meluangkan waktu untuk bermain, bicara dan menasehati mereka.
Sahabat yang dilahirkan tiga tahun sebelum hijrah ini, sejak kecilnya sudah memperlihatkan kecerdasan dan kesungguhannya terhadap suatu masalah. Rasulullah SAW sering terlihat berdua bersama si kecil Abdullah bin Abbas. Suatu ketika, misalnya, RasuluLlah SAW mengajak Ibnu Abbas RA berjalan-jalan seraya memberikan tarbiyahnya kepada cowok cilik ini:
"Ya Ghulam, maukah kau mendengar beberapa kalimat yang sangat berguna?" tanya Rasulullah suatu saat pada seorang cowok kecil. "Jagalah (ajaran-ajaran) Allah, pasti kau akan mendapatkan-Nya selalu menjagamu. Jagalah (larangan-larangan) Allah, maka kau akan mendapati-Nya selalu bersahabat di hadapanmu."
"Kenalilah Allah dalam sukamu, maka Allah akan mengenalimu dalam duka. Bila kau meminta, mintalah kepada-Nya. Jika kau butuh pertolongan, memohonlah kepada-Nya. Semua hal telah selesai ditulis." [Hadist Riwayat Ahmad, Hakim, Tirmidzi]
Abdullah bin Abbas tumbuh menjadi seorang muslim yang penuh inisiatif, haus ilmu, bersahabat dengan ALlah dan Rasul-Nya.
Suatu ketika, Ibnu Abbas ingin mengetahui secara pribadi bagaimana cara Rasulullah shalat. Untuk itu, ia sengaja menginap di rumah bibinya: ummahatul mu'minin, Maimunah bint al-Harist. Ketika itu ia melihat Rasulullah berdiri tengah malam dan pergi berwudhu. Dengan sigap Ibnu Abbas membawakan air untuk berwudhu, dengan demikian ia sanggup melihat sendiri bagaimana Rasulullah berwudhu. Rasulullah - sang murobbi agung itu - tidak menyepele kan hal ini, dia mengelus dengan lembut kepala Ibnu Abbas, seraya mendo'akan: "Ya ALlah, faqih-kanlah ia dalam masalah agama-Mu, dan ajarilah ia tafsir Kitab-Mu."
Kemudian Rasulullah berdiri untuk sholat lail yang dimakmumi oleh isteri beliau, Maimunah. Ibnu Abbas tak tinggal diam, dia segera berdiri di belakang Rasulullah SAW; tetapi Rasulullah kemudian menariknya biar ia berdiri sedikit berjajar dengannya. Ibnu Abbas berdiri sejajar dengan Rasulullah, tetapi kemudian ia mundur lagi ke shaf belakang. Seusai sholat, Rasulullah mempertanyakan perilaku Ibnu Abbas ini, dan dijawab oleh Ibnu Abbas bahwa rasanya tak pantas dirinya berdiri sejajar dengan seorang Utusan Allah SWT. Rasulullah ternyata tidak memarahinya, bahkan dia mengulangi do'anya saat berwudhu tadi.
Ketika Ibnu Abbas berusia 13 tahun, Rasulullah wafat. Demi untuk mendapat ilmu, Ibnu Abbas tak patah arang. Beliau sendiri mendatangi para teman yang diperkirakan mengetahui apa saja yang ingin ia tanyakan. Dengan sabar, dia menunggu para teman pulang dari kerja keseharian atau da'wahnya.
Menginjak usia dewasa, dia menjadi seorang cowok yang berwawasan dewasa, yang lisannya selalu bertanya dan qalbunya selalu mencerna. Umar bin Khattab selalu mengundang Ibnu Abbas dalam majelis syuro'nya dengan beberapa teman senior, dan dia selalu berkata kepada Ibnu Abbas biar ia tidak perlu sungkan memberikan pendapat. Inilah bentuk tarbiyah lain yang diperoleh oleh Ibnu Abbas, dengan selalu berada dalam kalangan teman senior.
Dalam masa kekhalifahan Utsman bin Affan RA, dia bergabung dengan pasukan muslimin yang berekspedisi ke Afrika Utara, di bawah pimpinan Abdullah bin Abi-Sarh. Beliau terlibat dalam pertempuran dan juga dalam da'wah di sana. Di masa pemerintahan Ali bin Abi Thalib RA, Ibnu Abbas mengajukan permohonan untuk menemui dan berda'wah kepada kaum Khawarij. Melalui obrolan dan diskusinya yang intens, sekitar 12.000 dari 16.000 khawarij bertaubat dan kembali kepada aliran Islam yang benar.
Abdullah bin Abbas, wafat dalam usia 71 tahun pada tahun 68 H. Sahabat Abu Hurairah RA, berkata "Hari ini telah wafat Ulama Ummat. Semoga ALlah SWT berkenan memperlihatkan pengganti AbduLlah bin Abbas." Dari Ibnu Jubair menceritakan, bahwa Ibnu Abbas wafat di Thaif.
incoming search: guru abdullah bin abbas, abdullah bin abbas shameela bint abi hena a, hadis riwayat abdullah bin abbas, karya abdullah bin abbas, doa rasulullah kepada abdullah bin abbas, hadits abdullah bin abbas, abdullah bin mas'ud, abdullah bin umar
Belum ada Komentar untuk "Riwayat Hidup Lengkap Riwayat Hidup Abdullah Bin Abbas (Ibnu Abbas) - Sobat Dan Saudara Sepupu Rasullulullah"
Posting Komentar