Biografi Lengkap & Biodata Ninoy Karundeng - Relawan Joko Widodo Ketika Pemilu 2019
Biografi Tokoh Ternama - Ninoy Karundeng adalah seorang Pegiat media umum dan sebagai relawan Jokowi. Saat Pemilu 2019, Ninoy Karundeng sebagai pendukung pasangan nomor urut 01 yakni Jokowi-Maruf. Dikutip Wikipedia, Ninoy Karundeng adalah penulis Kompasiana yang dikenal alasannya ialah menciptakan tulisan-tulisan mengenai kisruh Keraton Jogja, pembunuhan siswa dan intrik politik. Ia merupakan salah satu dari 13 penulis yang diundang oleh Preside Joko Widodo ke Istana Negara pada 19 Mei 2015.
Dikutip dari tirto.id, Ninoy Karundeng dikenal luas oleh publik tatkala dirinya berurusan dengan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) pada Juli 2019. Ketika itu Ninoy melalui tulisannya yang ia unggah di Facebook pribadinya, menyentil Ketua Umum PSI Grace Natalie. Ninoy menyebut Grace bukan pemilik PSI. Lantaran goresan pena itu, Ninoy dilaporkan ke Polda Metro Jaya oleh Ketua DPW PSI DKI Jakarta Michael Victor Sianipar.
Namun jauh sebelum itu, Ninoy memang rajin mengunggah opininya di Facebook pribadinya. Ia gemar merespons isu-isu politik terkini, khususnya yang bekerjasama dengan Presiden Joko Widodo. Beberapa judul tulisannya ibarat Visi Indonesia Jokowi Untuk Presiden Jan Ethes 2085, Orang-orang di Belakang Layar Jokowi, Lupakan Prabowo, Sambut Kabinet Zaken Jokowi, dan beberapa goresan pena lainnya. Dalam tulisannya, Ninoy beberapa kali menyentil pihak-pihak yang berseberangan dengan Jokowi termasuk Prabowo.
Contoh beberapa judul goresan pena soal Prabowo yakni Politik Psikopat Prabowo, Bahaya 22 Mei 2019 dan Beyond, Prabowo Pegang Kepala Ular, Jokowi Pegang Ekornya, dan beberapa goresan pena lainnya. Ninoy juga sering mengkritik pihak-pihak yang terhubung dengan kubu Prabowo ibarat Alm. Ustaz Arifin Ilham, Gubernur DKI Anies Baswedan, Kivlan Zen, Soenarko, Habib Rizieq Shibab dan FPI. Ia ungkapkan lewat goresan pena ibarat Kivlan dan FPI, Tjahjo dan Tito Cerdas, Oplet Rongsokan Bukan Bumblebee; dan Ustad Arifin Ilham dan Anies Peluk Teroris di Petamburan.
Mengaku diculik
Masih dikutip Tirto.id, Ninoy Karundeng diculik dan dianiaya sekelompok orang ketika berada di Pejompongan, Jakarta Pusat, Rabu (30/9/2019) lalu. Peristiwa itu terjadi ketika sedang terjadi agresi unjuk rasa, Ninoy hendak mengabadikan momentum bawah umur yang terkena gas air mata.
Ninoy mengaku diseret ke Masjid al-Falah, Pejompongan, Jakarta Pusat. Ia diberondong pertanyaan dan mendapat kekerasan fisik dari orang-orang yang tidak ia kenal. Bahkan ia juga mengaku sempat diancam untuk dibunuh oleh salah satu orang yang berada di lokasi.
Selain diancam oleh seseorang yang disebut sebagai habib, Ninoy mendaku diintimidasi oleh seseorang yang mengaku sebagai tim medis. Orang ini mengaku membuka media umum dan menemukan unggahan Ninoy.
Polda Metro Jaya yang menangani kasus Ninoy lantas mulai mendalami kasus tersebut dan memutuskan sejumlah orang sebagai tersangka. Salah satunya Sekretaris Jenderal Persaudaraan Alumni (PA) 212, Bernard Abdul Jabbar. Bernard terbukti berada di lokasi dan ikut mengintimidasi Ninoy. Selain itu, telah ditetapkan tersangka terhadap 12 orang lainnya yakni AA, ARS, YY, RF, Baros, S, TR, SU, ABK, IA, dan R yang mempunyai peranan berbeda.
Namun berbeda dengan postingan yang beredar di media umum Twitter, terlihat dalam video bahwa Ninoy diantar pulang beserta motornya dengan baik-baik, ibarat video di bawah ini:
Sumber berita: tirto. id, "Kasus Ninoy Karundeng vs FPI: Dampak Pertarungan Pilpres Tak Reda"
Dikutip dari tirto.id, Ninoy Karundeng dikenal luas oleh publik tatkala dirinya berurusan dengan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) pada Juli 2019. Ketika itu Ninoy melalui tulisannya yang ia unggah di Facebook pribadinya, menyentil Ketua Umum PSI Grace Natalie. Ninoy menyebut Grace bukan pemilik PSI. Lantaran goresan pena itu, Ninoy dilaporkan ke Polda Metro Jaya oleh Ketua DPW PSI DKI Jakarta Michael Victor Sianipar.
Namun jauh sebelum itu, Ninoy memang rajin mengunggah opininya di Facebook pribadinya. Ia gemar merespons isu-isu politik terkini, khususnya yang bekerjasama dengan Presiden Joko Widodo. Beberapa judul tulisannya ibarat Visi Indonesia Jokowi Untuk Presiden Jan Ethes 2085, Orang-orang di Belakang Layar Jokowi, Lupakan Prabowo, Sambut Kabinet Zaken Jokowi, dan beberapa goresan pena lainnya. Dalam tulisannya, Ninoy beberapa kali menyentil pihak-pihak yang berseberangan dengan Jokowi termasuk Prabowo.
Contoh beberapa judul goresan pena soal Prabowo yakni Politik Psikopat Prabowo, Bahaya 22 Mei 2019 dan Beyond, Prabowo Pegang Kepala Ular, Jokowi Pegang Ekornya, dan beberapa goresan pena lainnya. Ninoy juga sering mengkritik pihak-pihak yang terhubung dengan kubu Prabowo ibarat Alm. Ustaz Arifin Ilham, Gubernur DKI Anies Baswedan, Kivlan Zen, Soenarko, Habib Rizieq Shibab dan FPI. Ia ungkapkan lewat goresan pena ibarat Kivlan dan FPI, Tjahjo dan Tito Cerdas, Oplet Rongsokan Bukan Bumblebee; dan Ustad Arifin Ilham dan Anies Peluk Teroris di Petamburan.
Mengaku diculik
Masih dikutip Tirto.id, Ninoy Karundeng diculik dan dianiaya sekelompok orang ketika berada di Pejompongan, Jakarta Pusat, Rabu (30/9/2019) lalu. Peristiwa itu terjadi ketika sedang terjadi agresi unjuk rasa, Ninoy hendak mengabadikan momentum bawah umur yang terkena gas air mata.
Ninoy mengaku diseret ke Masjid al-Falah, Pejompongan, Jakarta Pusat. Ia diberondong pertanyaan dan mendapat kekerasan fisik dari orang-orang yang tidak ia kenal. Bahkan ia juga mengaku sempat diancam untuk dibunuh oleh salah satu orang yang berada di lokasi.
Selain diancam oleh seseorang yang disebut sebagai habib, Ninoy mendaku diintimidasi oleh seseorang yang mengaku sebagai tim medis. Orang ini mengaku membuka media umum dan menemukan unggahan Ninoy.
Polda Metro Jaya yang menangani kasus Ninoy lantas mulai mendalami kasus tersebut dan memutuskan sejumlah orang sebagai tersangka. Salah satunya Sekretaris Jenderal Persaudaraan Alumni (PA) 212, Bernard Abdul Jabbar. Bernard terbukti berada di lokasi dan ikut mengintimidasi Ninoy. Selain itu, telah ditetapkan tersangka terhadap 12 orang lainnya yakni AA, ARS, YY, RF, Baros, S, TR, SU, ABK, IA, dan R yang mempunyai peranan berbeda.
Namun berbeda dengan postingan yang beredar di media umum Twitter, terlihat dalam video bahwa Ninoy diantar pulang beserta motornya dengan baik-baik, ibarat video di bawah ini:
Dari tayangan video ini terperinci terlihat bahwa semua legalisasi dan laporan si Ninoy Karundeng didepan penyidik semua bohong bahwa ia di culik dan disiksa oleh jama'ah masjid yang meyelamatkannya. Sebarkan video ini biar warga masyarakat tahu si buzzer istana ini pendusta... pic.twitter.com/gmrshfRV92— PUTRA MELAYU (@ardi_riau2) October 8, 2019
Sumber berita: tirto. id, "Kasus Ninoy Karundeng vs FPI: Dampak Pertarungan Pilpres Tak Reda"
Belum ada Komentar untuk "Biografi Lengkap & Biodata Ninoy Karundeng - Relawan Joko Widodo Ketika Pemilu 2019"
Posting Komentar